Senin, 03 Mei 2010

TUGAS II

Buatlah contoh paragraf yang memperlihatkan pola pengembangan :
a. Generalisasi
b. Analogi
c. Hubungan Kausal

Paragraf Generalisasi

Membudayakan kegemaran membaca bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan yang melatari pembudayaan kegemaran membaca, antara lain kurangnya pemahaman masyarakat terhadap kepentingan buku. Buku masih dianggap kebutuhan nomor sekian. Kenyataan menunjukkan bahwa setelah kebutuhan pokok terpenuhi, orang jarang menyisihkan uangnya untuk membeli buku. Sulit sekali menjadikan buku kebutuhan utama. Akan tetapi untuk membeli sebuah DVD atau menonton film, banyak orang tak sungkan-sungkan mengeluarkan uang.

Paragraf Analogi

Wireless yang selama ini kita ketahui mempunyai konsep definisi sebagai komunikasi yang dilakukan tanpa kabel, melainkan melalui medium udara. Konsep ini memunculkan banyak temuan seperti pembuatan handphone sebagai alternatif pengganti telepon genggam. Juga internet yang menggunakan kabel akhirnya menggunakan fasilitas hotspot atau modem. Dikaitkan dengan ibadah, salah satu perumpamaan yang bisa kita jadikan sebagai analogi indikator keimanan dan ibadah yakni handphone. Oleh karena itu, sebenarnya komunikasi kita dengan Allah bisa dianalogikan dengan komunikasi wireless menggunakan handphone (Hp). Handphone yang selama ini kita pergunakan menggunakan teknologi komunikasi wireless. Komunikasi dengan Hp bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Begitu pula komunikasi dengan Allah.Komunikasi kita dengan Allah bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Bedanya, berkomunikasi menggunakan Hp memerlukan pulsa dan ada tenggang waktu untuk masa aktif kartu. Sedangkan untuk berkomunikasi dengan Allah itu tiada batasannya. Sungguh Allah Maha Pemurah. Dan jika komunikasi hanya terbatas yang kita dengar, maka tidak begitu komunikasi denganNya. Komunikasi denganNya akan jauh lebih menyeluruh, karena segala hal baik yang terlihat maupun yang disembunyikan oleh kita akan diketahui semuanya oleh Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatunya, baik yang diucapkan dengan berbisik, yang ada di dalam pikiran dan hati sekalipun.

Kemudian, menu-menu untuk meminta layanan di Hp banyak tersedia, misalnya untuk mengecek pulsa, mengisi pulsa, kirim sms, telpon, berbicara dengan operator, dsb. Sedangkan menu Allah jauh sempurna. Manusia bisa memilih menu puasa untuk mendapatkan pahala sunnah, menu sholat tahajjud untuk mendapatkan ketentraman hidup, menu sholat hajat untuk memohon suatu permintaan, dsb.

Lalu ada saatnya baterai untuk Hp tersebut menjadi lemah, istilahnya low battery. Jika sudah begitu, maka orang akan kelabakan bergegas untuk mencari charger dan mengisi ulang baterainya. Jika tidak, maka komunikasi dengan orang lain akan kesusahan karena Hp siap mati ketika asupan energy telah habis. Begitu pula dengan ibadah. Apakah selama ini kita pernah merasa takut kehilangan contact denganNya? Low battery seperti apakah yang berkaitan dengan ibadah? Mungkin saja datangnya ke-futur-an, kesibukan dunia yang tak tertahankan dan menggeser kewajiban-kewajiban manusia kepada Rabb-nya. Maka jika hal tersebut terjadi, maka kita tak boleh tinggal diam. Perlu usaha untuk men-charge kembali asupan keimanan. Tidak menunggu hingga iman kita “mati” seperti layaknya Hp yang tidak ter-charge. Cara men-charge misalnya menghadiri kajian-kajian agama, bersilaturahmi ke rumah orang-orang shalih, bersedekah, memperbanyak bacaan Al Qur’an.

Paragraf Hubungan Kausal (Sebab-Akibat)

Bangsa Jepang suka berkelompok. Kepentingan perorangan ada, tetapi kalau kepentingan bersama membutuhkan, maka kepentingan bersama didahulukan. Dengan demikian, antara kepentingan perorangan dan kepentingan berjalan serasi. Oleh karena itu, untuk melakukan sesuatu secara bersama dan secara terkoordinasi, bagi bangsa Jepang sudah berjalan dengan sendirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar