Perilaku konsumen memungkinkan para pemasar memahami dan meramalkan perilaku konsumen di pasar. Hal ini tidak hanya berhubungan dengan apa yang dibeli konsumen, tetapi juga mengapa, kapan, dimana, bagaimana dan seberapa sering mereka membelinya. Apalagi jika bulan Ramadhan datang, perilaku konsumen mendadak berubah drastis dari biasanya. Konsumen yang tadinya berbelanja secukupnya untuk kebutuhan makan sehari-hari, sekarang mereka berbelanja dengan budget yang lebih besar dari biasanya karena mereka menginginkan makanan yang spesial untuk buka puasa. Segala menu dihidangkan, yang biasanya langsung menyantap makanan inti sekarang semua dihidangkan, mulai dari makanan pembuka, inti dan makanan penutup. Perubahan ini tidak hanya dialami oleh para konsumen tapi juga dirasakan oleh para pedagang khususnya.
Keadaan di Pasar pun ikut berbeda dari biasanya, pasar menjadi lebih ramai, orang-orang yang tidak pernah ke pasar mendadak jadi sering ke pasar agar kepuasan dapat dicapai di bulan Ramadhan ini. Motivasi setiap orang pasti berbeda-beda sampai akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan perilaku konsumen yang cukup drastis di bulan ramadhan. Mungkin ada kepuasan tersendiri dengan mereka berperilaku demikian, tapi perubahan yang jelas terlihat ada pada konsumen tingkat bawah yang tinggal di pedalaman. Karena biasanya mereka jarang bahkan ada yang tidak pernah belanja ke pasar tapi pada bulan ramadhan mereka memaksakan diri untuk pergi ke pasar.
Para pedagang pun ikut merasakan perubahan itu, karena bulan ramadhan merupakan bulan yang ditunggu-tunggu oleh para pedagang, apalagi pedagang di Pasar tradsional/pasar induk perubahan itu benar-benar jelas terasa dan terlihat. Bulan ramadhan pedagang dapat merauk keuntungan yang lebih besar dari biasanya. Contohnya pedagang daging, mereka tahu bahwa konsumen selalu menginginkan makanan yang spesial pada bulan ramadhan, jadi berapapun harga yang ditawarkan konsumen pasti tetap membelinya. Dan biasanya pedagang menaikkan harga sampai 2 kali lipat tapi tetap saja walaupun mahal dagangan mereka pasti tetap habis terjual. Contoh yang kedua pedagang baju, pedagang baju benar-benar merasakan perubahan yang sangat signifikan. Karena semakin banyaknya pedagang baju, persaingan pun terasa semakin ketat yang menyebabkan pada hari-hari biasa sebagian besar karyawan toko banyak yang menganggur karena sedikitnya pembeli dan semakin banyaknya pesaing. Tapi pada bulan ramadhan sepertinya persaingan itu tidak begitu terasa karena konsumen yang datang ke pasar jumlahnya bertambah, menyebabkan hampir semua toko dibanjiri pembeli. Sama halnya seperti pedagang daging, harga baju pun ikut naik bahkan sampai 2 kali lipat, dan biasanya baju-baju model lama yang kurang laku mendadak habis terjual pada bulan ramadhan.
Apalagi jika lebaran sudah dekat, perilaku konsumen semakin menjadi, semua anggota keluarga dibopong ke pasar untuk membeli baju baru. Jarak yang jauh, cuaca yang panas tidak bersahabat, rasa lapar & dahaga yang teramat sangat tidak menghalangi semangat mereka untuk mendapatkan baju baru tersebut. Semua konsumen mendadak seperti banyak uang, keperluan mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki mereka beli, tawar-menawarpun tidak sesulit biasanya, sampai-sampai tidak terasa bahwa Negara ini sedang mengalami krisis ekonomi. Sepertinya fenomena seperti ini akan terus berlanjut di bulan-bulan ramadhan selanjutnya dan tidak akan pernah berakhir karena kepuasan manusia yang tidak terbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar